Aku di Pusat Perbelanjaan

Aku merasa asing disini, orang-orang tidak peduli sekitar. Hanya materil saja yang jadi perbincangan. 
Kawula muda tak lagi mengenal dirinya sendiri. Mengkuti gaya masa kini ialah harga mati. 
Cinta tak lagi hati dari hati. Melainkan hitung hitungan isi kantong serta paras diri. 


Menjadi masyarakat yang jauh dari kota serta pergulatannya membuatku tersenyum lepas tanpa beban karena tuntutan dari desa sungguh sederhana. Setelah beranjak menua aku mencoba untuk berkunjung ke beberapa kota di Pulau Jawa. Melihat perkembangan yang begitu pesat di kota kota itu. Aku mendapati pemandangan yang sama pada tiap kotanya mulai dari supermall megah, papan papan iklan, ketimpangan ekonomi. Semua sama bentuknya pada tiap kota tersebut. 

Lepas dari persamaan itu. Ketika aku bermain ke supermall di beberapa kota isinya sama saja tidak ada perbedaan yang signifikan. Mulai dari produk produk yang dijual, lalu iklan disekitar tempat itu, perbincangan tiap insan, dan masih banyak yang tak perku dipaparkan disini. Mencoba beranjak sedikit keluar dari kota aku mendapati perbedaan dengan apa uang barusan aku lihat sebelumnya. Di desa orang-orang tidak terlalu peduli dengan materil karena percaya semesta sudah cukup memberikan bekal untuk bertahan hidup kedepannya.

Sewaktu berkunjung ke beberapa pasar tradisional bersama ibuku, aku melihat di pasar tradisional ini ada berbagai hal yang berbeda tiap sudut serta dimana pasar itu berada. Sunggu berbeda satu pasar dengan pasar ditempat lain. Berbeda dengan supermall semua sama di tiap kotanya. 

Dari beberapa hal yang aku tulis diatas. Aku hanya menekankan bahwa kemajuan sebuah tempat tidak dapat diukur dari cara menyeragamkan antar tempat, namun mempertahankan apa yang telah ada lalu menjadikannya potensi keuntungan agar tidak terjadi istilah "si kaya, si miskin", "masyarakat kota, masyarakat desa". 

Aku tidak ingin ikut berjubel disana, aku takut hal yang aku tau malah jadi bumerang. 
Semesta meneduhkan selalu. Rahayu 🙏


Alang-alang 

Komentar

Postingan Populer